Friday, April 4, 2008

Indonesia dan Malaysia, Kawan atau Lawan?

Membicarakan hubungan antara Indonesia dan Malaysia tampaknya tak akan pernah habis. Selalu saja ada yang menarik untuk dibahas. Sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memang tak pernah luput dari persoalan, baik yang muncul dari dalam maupun luar negeri. Kemiskinan, pengangguran, kebodohan, bencana alam, terorisme dan lain sebagainya sepertinya enggan beranjak dari bumi Garuda ini. Alhasil, sebagian rakyat negeri ini merasa masih jauh dari kemerdekaan yang sejati. Semua masalah di atas membuat bangsa ini rentan terhadap perpecahan atau disintegrasi yang pada akhirnya semakin melemahkan posisi Indonesia di mata regional maupun internasional.

Dalam kaitan dengan pergaulan internasional, perjalanan Indonesia dalam meniti hubungan dengan negara-negara tetangganya seperti Malaysia, sering dihadapkan pada kerikil-kerikil tajam yang menggangu hubungan kedua negara yang katanya serumpun ini. Mulai dari sengketa wilayah, tenaga kerja Indonesia (TKI), perlakuan buruk terhadap WNI di Malaysia, klaim kepemilikan lagu, tari, batik, alat musik dan produk seni asli Indonesia lainnya, adalah beberapa isu yang membuat hubungan kedua negara ini acapkali renggang dan memanas. Setiap kali ada sesuatu yang dianggap merugikan pihak Indonesia, pasti akan diikuti reaksi keras yang cenderung anarkis dari masyarakat. Salah satu di antaranya adalah klaim negara jiran tersebut terhadap lagu rakyat Maluku yang berjudul “Rasa Sayange” yang diakui sebagai milik mereka. Lagu ini dipakai pada iklan kampanye pariwisata mereka dengan merubah lirik dan judulnya menjadi “Rasa Sayang Hey”. Contoh lain adalah kasus penganiayaan yang dialami oleh Bpk. Donald Kolopita, seorang wasit karate asal Indonesia yang sedang mengikuti kejuaraan karate tingkat Asia di Kuala Lumpur, Malaysia. Beliau dipukuli secara membabi-buta oleh beberapa orang polisi kerajaan Malaysia tanpa alasan yang jelas. Kasus tersebut sempat mendapat perhatian luas masyarakat dan juga mendapat kecaman yang sangat keras dari pemerintah Indonesia. Ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus penganiayaan, penghinaan dan pelecehan yang menimpa WNI di Malaysia. Namun di balik citra Indonesia yang begitu buruk di mata kebanyakan warga Malaysia, tersirat sedikit rasa bangga karena ternyata musik dan film Indonesia sangat digemari di kerajaan itu. Bahkan tak jarang menimbulkan kecemburuan dari pelaku-pelaku musik dan perfilman negara tersebut karena merasa kurang diberikan kesempatan yang sama untuk tampil dan berkembang di publiknya sendiri.

Jika melihat fakta di atas, di manakah seharusnya kita (Warga Negara Indonesia) berdiri? Bagaimanakah kita memposisikan diri? Apakah kita harus menganggap Malaysia sebagai kawan atau lawan?

3 comments:

  1. untuk mengeluakan pendapat saya, tentang hubungan antara Indonesia dan Malaysia,saya memang terlalu dini mengingat status saya yang masih seorang siswa.
    tapi menyebut malaysia sebagai kawan kerap membuat saya tertawa.
    Memang saya tidak terlalu tahu tentang sejara hubungan antara indonesia dan malaysia.tapi setidaknya saya tahu kalau indonesia dan malaysia sudah menjalin hubungan yang cukup lama,bahkan Indonesia dan Malaysia disebut sebagai negara serumpun.
    tapi masih layakkah malaysia disebut kawan???
    mengingat tentang prilaku malaysia terhadap indonesia apa pantas???
    berbagai masalah yang melanda antara kedua negara.
    selalu dimulai dari gugatan malaysia,mulai dari sengketa tanah/pulau,serta produk seni asliIndonesia,hingga perlakuan yang kurang baik terhadapTKI terlebih WNI yang berada dimalaysia.
    yang membuat saya heran,mengapa nanti sekarang malaysia menyatakan akan kepemilikannya terhadap produk seni Indonesia...???
    apa ini karena pemerinta Indonesia yang kurang Cakap dalam menanggapi masalah tersebut???
    memangtak dapat dipungkira pemerintah Indonesia menanggapi gugatan dari malaysia tapi sejauh ini pemerintah Indonesia hanyalah jalan ditempat!!!
    sementara Malaysia mungkin mulai memikirkan apa lagi yach yang harus diambil dari Indonesia..??

    ReplyDelete
  2. Dengan melihat fakta yang ada, yang telah terjadi dengan bangsa kita apakah kita sebagai warga negara Indonesia hanya tinggal diam, dengan perilaku yang dibuat oleh malaysia? amat terlebih perlakuan terhadap warga negara Indonesia, terutama Tenaga Kerja Indonesia yang mengabdikan diri di Negara Jiran. Dimanakah tindakan Pemerintah Indonesia sekarang ini, apakah Pemerintah Indonesia sedang ngorok atau menikmati hasil uang rakyat yang tidak digunakan untuk membantu warga Indonesia yang mengabdi di negara lain? Atau mungkin saja Pemerintah Indonesia membiarkan saja hal seperti itu yang terjadi bagi TKI Lewat fakta yang ada, ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia sangat lemah. Sehingga ada sikap pandang enteng yang terjadi dari Negara-negara yang lain, salah satunya Malaysia. Banyak Problema-problema yang ada, seperti perebutan pulau, pengakuan produk seni Indonesia, penganiyaan terhadap warga Indonesia terlebih khusus TKI, yang menjadi pertanyaan saya untuk yang sekalian kalinya dimanakah tindakan Pemerintah Indonesia sekarang ini? Bangsa Indonesia adalah Negara Hukum, tapi dimanakah letak hukum itu? Ketika terjadi penganiyaan terhadap Warga kita, Apakah hukum kita tidak berlaku?
    Lewat keadaan yang ada, Apakah kita mau lagi menjadi Kawan, yang memperlakukan kita secara tidak adil? Kalau menurut saya, tidak setuju untuk menciptakan hubungan dengan negara yang telah mengkhianati atau melakukan semena-mena terhadap bangsa kita, tapi saya sangat heran saja dan bahkan sedih, masih ada juga pemerintah menjalin hubungan atau kerjasama dengan malaysia. Banyak warga Negara Indonesia yang mau bekerja di malaysia, apakah mereka tidak kapok-kapok untuk di injak-injak terus oleh malaysia??????????????

    ReplyDelete
  3. ehm..ikut nimbrung ya
    Menurut saya..nampaknya Malaysia sudah bukan lagi kawan untuk Indnesia. Tapi perilaku Malaysia tak lepas dari dukungan Inggris, As, dan Australia. Ada kecurigaan dalam hati saya perilaku Malaysia itu di motori oleh ketiga negara tersebut yang mulai khawatir Indonesia bakal menjadi negara kuat di Asia Afrika. Lumayan banyak kemajuan yang dicapai Indonesia meski di landa berbagai krisis dan bencana alam. Industri peawat mulai beroperasi kembali, Senjata militer beralih kiblat ke Rusia dan china, roket, pesawat tanpa awak, amunisi, kendaraan tempur, bahkan kapal perang Indonesia sda bisa menciptakan sendiri. Ada selintingan bahwa Dephan telah memiliki protitype pesawat tempur yang dalam waktu dekat akan di produksi oleh PT DI. Khwatir oleh semua itu, Inggris, US, dan australia melalui Malaysia berusaha untuk mengusik dengan tujuan Indonesia terpancing membuat konflik terbuka, yang nantinya bisa di jadikan alasan menyerang Indonesia. Propaganda bahwa Jawa adalah penjajah Nusantara juga sering di lontarkan Malaysia untuk memecah belah persatuan NKRI. Mungkin ini yang membuat pemerintah kita berhati-hati dalam menyikapi ulah Malaysia. Karena sejatinya bukan Malaysia yang kita hadapi, tapi Inggris, US dan Australia. Maka jangan terpancing emosi..teguhkan semangat persatuan dan kesatuan kita.

    ReplyDelete

Feel free to write your comments down here.
Silahkan masukan komentar Anda di sini.

…… Hi friends, welcome to Ungke’s blog! I am just an ordinary man who is proud of being Ungke and love writing anything that I like, especially related to my lovely hometown, Bitung …… Halo teman, selamat datang di Blog Ungke! Saya orang biasa yang bangga dipanggil Ungke dan senang menulis hal-hal yang menarik perhatian saya terutama yang berkaitan dengan kampung halamanku, Bitung ……